LAPORAN
MINIRISET
GANGGANG (ALGAE) PADA AIR KOLAM BIRO REKTOR DAN
DIGITAL LIBRARY UNIMED
Disusun Oleh :
Kelompok VIII Biologi Dik C 2014
Dewi Mustika Putri (4113141019)
Helendora Sormin (4143141022)
Ibnu Hafiz (4112141005)
Isdesy Nanda Sari (4143141027)
Nadira Aisyah (4143141042)
Novita Amelia Daulay (4141141051)
Rizky Ramadhani (4141141066)
Sekar Hidayatun Najakh (4142141027)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2015
A.
Latar
Belakang
Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar,
batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok
yaitu : Cyanophyta, Cholrophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya ketujuh
kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan
talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidaknya selalu
menempati habitat yang lembab atau basah. Jenis yang hidup bebas di air
terutama yang bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton,
tepatnya fitoplankton. Yang melekat pada sesuatu yang ada di dalam air disebut
bentos. Jenis yang bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak berupa bulu
cambuk atau flagel.
Selain itu pada ganggang spora dan gametnya pun lazimnya dapat bergerak aktif dengan perantaraan flagelanya pula. Spora dan gamet suatu jenis ganggang seringkali sama bentuk dan ukurannnya. Ganggang mempunyai manfaat, terutama dalam industri-industri makanan. Selain itu juga ganggang mempunyai peranan sebagai penyusun plankton di laut.
Selain itu pada ganggang spora dan gametnya pun lazimnya dapat bergerak aktif dengan perantaraan flagelanya pula. Spora dan gamet suatu jenis ganggang seringkali sama bentuk dan ukurannnya. Ganggang mempunyai manfaat, terutama dalam industri-industri makanan. Selain itu juga ganggang mempunyai peranan sebagai penyusun plankton di laut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Berapa
banyak jenis Alga yang ditemukan di air kolam belakang gedung Biro Rektor dan Digital Library ?
2. Apa
saja pigmen yang terkandung pada tubuh ganggang ?
3.
Bagaimana bentuk-bentuk
dari alga?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Mengidentifikasi
jenis-jenis ganggang yang terdapat dalam air kolam belakang gedung biro rektor
2. Mengamati
morfologi ganggang dengan menggunakan mikroskop
3. Mengamati
pigmen yang terkandung dalam ganggang yang ditemukan
4. Mengetahui
dampak ganggang terhadap lingkungan sekitar
5.
Membuat laporan hasil
pengamatan sebagai mini riset.
D.
Tinjauan
Teoritis
Beberapa keuntungan penggunaan
alga dalam proses pengolahan limbah cair dalam industri antara lain, prinsip
proses pengolahannya berjalan alami seperti prinsip ekosistem alam sehingga
sangat ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah sekunder. Keunggulan
lainnya adalah pada proses ini daur ulang nutrien berjalan sangat efisien dan
menghasilkan biomass yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan (De la
noue et al., 1992). Sebaliknya, kelemahan dari pengunaan alga adalah
prosesnya memakan waktu yang relatif lama, memerlukan cahaya dan beberapa
fisiologi alga yang belum diketahui secara jelas (Santoso, Darmawan, Susanto.
2011).
Di antara
berbagai organisme yang mendiami air genangan tanah sawah adalah protozoa dan
alga. Mereka berperanan penting dalam siklus unsur hara di lingkungan air
tawar, khususnya pada pertanaman padi sawah. Beberapa alga pada genangan tanah
sawah dilaporkan dapat memfiksasi nitrogen (Grant et al., 1983a) yang
kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh aktivitas organisme lain yang mendiami
airgenangan tanah sawah tersebut (Kivi et al., 1996; Grant et al., 1983b).Alga
hijau biru mempunyai arti penting dalam mempertahankan kesuburan tanah sawah
karena fungsinya dalam fiksasi nitrogen (Banerjee, 1991). Aplikasi bahan
organik ke tanah akan merubah lingkungan tanah sedemikian sehingga sumber bahan
organik bagi bakteri, fungi, dan organisme lainnya akan berubah. Keberadaan
alga di dalam tanah akan menyetabilkan dan memperbaiki sifat-sifat fisika tanah
dengan mengagregasi partikel-partikel dan menambahkan bahan organik. Beberapa
alga beradaptasi pada tanah lembab, bahkan permukaan batuan, alga tersebut
mendegradasi mineral yang belum terhancurkan sehingga menjadikan produk-produk
dekomposisinya tersedia untuk membangun dan memperkaya tanah. (Niswati, Dermiyati,
dan Arif.2008).
Penelitian lanjutan untuk
menentukan data kinetika reaksi fotosintesis menggunakan mikroalga perlu
dilakukan. Jacob-Lopes, dkk. (2008) sudah menentukan laju penyerapan CO2
menggunakan Aphanothece microspcopia Nageli dalam fotobioreaktor. Mereka
menemukan bahwa order reaksi penyerapan CO2 merupakan reaksi order satu. Reaksi
fotosintesis adalah sebagai berikut:
6H2O(l)+6CO2(g)+cahaya Klorofil C6H12O6(l) (
glukosa )+6O2(g) ............. (1)
Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa jumlah CO2 yang dipakai oleh mikroalga untuk berfotosintesis
sebanding dengan jumlah materi organik C6H12O6 yang dihasilkan (Setiawan, dkk.,
2008). Dengan kata lain, reaksi ini merupakan reaksi elementer. Dalam peristiwa
ini ada dua proses yang terjadi yaitu absorpsi CO2 oleh media kultur air laut
dan reaksi fotosintesis. Akan tetapi karena media kultur sudah dijenuhkan
dengan CO2 terlebih dahulu, maka yang mengontrol proses secara keseluruhan
adalah reaksi kimia ( Purba dan Khairunisa.2012).
Alga
memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun air laut, sampai
dengan daratan yang lembab atau basah, alga yang hidup di air ada yang bergerak
aktif ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 2003). Pertumbuhan dan reproduksi alga
dipengaruhi oleh kandungan nutrien di dalam perairan. Kebutuhan akan besarnya
kandungan dan jenis nutrien oleh alga sangat tergantung pada kelas atau jenis
alga itu sendiri disamping jenis perairan dimana alga itu hidup (Tubalawony,
2007). Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman.
Beberapa anggota dari blue green alga mampu mengikat N dari udara. Pada tanaman
padi persawahan tergenang, alga membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah
dengan menggunakan N dari udara (Hardjowigeno, 1995) (Erdina, Ajizah, dan
Hardiansyah. 2010).
Alga adalah organisme holoplankton
yang hidup bebas terapung dalam air dan selama hidupnya merupakan plankton
(Odum, 1981). Alga (ganggang) memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen-pigmen
tambahan lain yang domi-nan. Dalam perairan alga merupakan penyusun
fitoplankton yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup
melekat di dasar perairan (Wasetiawan,2010). Salah satu kelompok alga yang
hidup di air adalah alga epilitik. Alga epilitik merupakan bagian dari kelompok
mikroalga perifitik yang hidupnya melekat pada berbagai substrat, seperti batu,
karang, kerikil dan benda keras lainnya. Alga epilitik di dalam badan perairan
berfungsi sebagai produsen. Selaian itu keberadaannya di dalam perairan juga
dapat berfungsi sebagai indikator biologis untuk kualitas air. Berbagai jenis
alga epilitik dapat memperlihatkan kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan
diri dengan kondisi ling-kungan tempat tumbuh. Dari delapan devisi alga, yang
umum ditemukan sebagai alga epilitik adalah Chlorophyta, Chrysophyta,
Cyanophyta dan Euglenophyta (Round, 1971) (Rina Widiana, dan Wahyuni. 2011).
Alga merupakan
salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki
peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan dan tempat
pemijahan biota-biota laut (Bold and Wyne, 1985). Studi alga laut di Indonesia
pernah dilakukan oleh Rumpius pada tahun 1750 di perairan Ambon. Pengkajian
secara intensif dilaksanakan pada ekspedisi “Siboga” pada tahun 1899-1900 oleh
Weber-Van Bosse di perairan bagian Indonesia. Ekspedisi ini berhasil
mendeskripsikan 782 spesies alga makro di antaranya 196 Chlorophyta, 134
Phaeophyta dan 452 Rhodophyta (Anggadiredja et al., 2009). Alga makro
memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan dalam bidang industri,
makanan, obat-obatan dan energi (Langoy. 2011).
Pemanfaatan
rumput laut untuk keperluan berbagai industri sangat tergantung pada kandungan
senyawa penting di dalamnya, sifat fisik dan sifat kimia senyawa tersebut.
Rumput laut merah (Rhodophyceae) telah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya
mengandung karaginan (Widyastuti, 2008) dan agar (Widyastuti, 2009). Karena
itu, tidaklah mengherankan kalau rumput laut merah banyak dimanfaatkan dalam
berbagai industri, seperti pangan, kimia dan obat-obatan (Istini et al., 2008).
Berdasarkan kenyataan tersebut, rumput laut merah penghasil karaginan dan agar,
seperti Eucheuma dan Gracilaria, telah dibudidayakan secara komersial di
seluruh Indonesia. Selain karaginan dan agar, rumput laut juga dilaporkan
mengandung senyawa alginat, suatu polimer yang terdiri atas manuronat dan
guluronat(Anonim, 2003) (Widyastuti. 2009).
Kelas
dari alga. Alga memiliki banyak ukuran dan bentuk serta variasi warna. Alga
dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan warna: hijau, hijau-biru, coklat, dan merah.
Tanpa memperhatikan warnanya semua alga itu mengandung klorofil. Pada alga
merah dan alga coklat terdapat pigmen warna yang lain disamping klorofil dari
sisi yang berbeda. Sebagian besar alga merah dan alga coklat hidup di air laut.
Kita dapat memperhatikan alga tersebut saat kita berenang di laut. Tetapi yang
lebih mengejutkan bahwa alga merah diklasifikasikan kedalam kelas alga
hijau-biru. Alga hijau memiliki struktur dan komponen yang berbeda. Contoh dari
alga hijau yaitu Spirogyra dan Pleurococcus. Dimana alga tersebut yang
paling mudah ditemukan untuk dipelajari. Kita dapat menemukan Pleurococcus tumbuh pada ranting pohon
dan bangunan tua (Heiss dan Lape. 1961)
E.
Alat
dan Bahan
a. Alat
NO.
|
NAMA
ALAT
|
JUMLAH
|
1.
|
Kamera
|
1
buah
|
2.
|
Cover
Glass
|
1
buah
|
3.
|
Object
Glass
|
1
buah
|
4.
|
Litertur
|
1
buah
|
5.
|
Mikroskop
|
1 buah
|
b. Bahan
Air
kolam belakang gedung Biro
Rektor dan Digital Library
F.
Prosedur
Kerja
NO.
|
PROSEDUR
KERJA
|
1.
|
Mengambil
air kolam yang dicurigai banyak mengandung ganggang di sekitar kampus UNIMED (air
kolam belakang gedung Biro Rektor dan Digital Library)
|
2.
|
Membawa
air kedalam laboratorium
|
3.
|
Menyiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati ganggang yang terdapat di dalam
air kolam
|
4.
|
Mengidentifikasi
jenis ganggang yang ditemukan pada air kolam dengan cara mengamatinya dibawah
mikroskop dan melihat literatur yang telah disedikan.
|
5.
|
Membuat
laporan hasil pengamatan baik laporan sementara maupun laporan yang
sebenarnya.
|
G.
Tabel
Hasil Pengamatan
No.
|
Nama spesies
|
Pengamatan
|
Literatur
|
1.
|
Gloeontrichia
filamens
|
|
|
2.
|
Lyngbya
|
|
|
H.
Pembahasan:
1.
Gloeontrichia
filamens
1.1 Deskripsi Gloeontrichia
filamens Menurut Literatur :
Alga ini termasuk kedalam kelompok
ganggang hijau-biru (Cyanophyta).
Mereka dapat hidup di air laut, air tawar dan habitat darat. Alga ini uniseluler,
berserabut dan bentuk-bentuk koloni
dan
sebagian besar tertutup dalam
sarung mucilaginolu baik secara individual
maupun dikoloni. Koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi tiga tipe sel yang berbeda. Dinding sel tebal, lentur dan tidak
memiliki flegel. Mereka bergerak meluncur sepanjang permukaan. Memiliki
struktur dalam kloroplas yang disebut pyrenoid yang berfungsi sebagai tempai
cadangan makanan.
1.2 Deskripsi Gloeontrichia
filamens Menurut Pengamatan :
Alga yang kami temukan
pertama kali ini, memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Bentuknya mirip
seperti sebuah lembaran, pipih dan membengkok. Pada sisi-sisi tubuhnya sedikit
bergelombang dan berfilamen atau seperti lembaran daun yang sangat kecil dan
runcing. Kami menyimpulkan bahwa alga yang kami temukan ini adalah
Gloeontrichia filamens dikarenakan hasil pembandingan alga dengan literatur
buku yang ditunjukkan oleh asisten pembimbing menunjukkan kemiripan dari segi
bentuk dan ciri morfologinya.
2.
Lyngbya
2.1 Deskripsi Lyngbya
Menurut Literatur :
Lyngbya merupakan salah satu kelompok Cyanobacteria. Bentuknya panjang dan kecil
seperti
rambut, alga filamen ini dapat tumbuh besar dan membentuk seperti tikar yang permukaannya lebar ( mekar ). Lyngbya biasanya tumbuh di permukaan padat di dasar danau yang kaya akan nutrisi dan sistem semi makan. Alga ini menghasilkan gas selama
fotosintesis yang sering menyebabkan tubuh alga naik ke permukaan. Di
permukaan, gas yang dihasilkan oleh tumpukan alga berada di garis pantai atau dalam aliran air. Tumpukan alga
yang seperti tikar
ini luasnya dapat mencapai satuan hektar. Beberapa spesies Lyngbya dalam genus ini telah dikaitkan
dengan iritasi kulit yang menyebabkan “gatal perenang”.
2.2 Deskripsi
Lyngbya Menurut Pengamatan :
Alga yang kami amati memiliki ukuran
yang sangat kecil (mikroskopis) dan bentuk yang panjang seperti rambut. Hanya
satu buah saja yang dapat kami temukan untuk alga yang ciri-cirinya mirip
dengan Genus Lyngbya ini, dimana kami
menyesuaikan hasil pengamatan dengan buku literature yang dianjurkan oleh
asisten. Dalam segi warna, kami tidak bisa menyimpulkan warna dari alga yang
kami amati ini karena keterbatasan alat yang kami gunakan dalam pengamatan
adalah mikroskop cahaya dimana pencahayaan berwarna jingga sehingga sulit
ditentukan warna asli dari alga yang teramati.
I.
Kesimpulan
·
Dari air sampel kolam
dibelakang Biro Rektor ditemukan dua alga,
yang diperkirakan memiliki nama yaitu Gloeontrichia
filamens dan Lyngbya
·
Pada sampel air kolam Digital Library, kami tidak menemukan alga
·
Dari sampel air yang kami amati banyak
ditemukan kotoran atau sampah yang kami kira sebagai alga
·
Gloeontrichia
filamens dan Lyngbya termasuk kedalam
kelompok ganggang hijau-biru (Cyanophyta).
Daftar Pustaka
Erdina,
Lia, Ajizah, Aulia, dan Hardiansyah. 2010. Keanekaragaman Dan Kemelimpahan Alga
Mikroskopis Pada Daerah Persawahan Di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak
Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Wahana-Bio Volume III. Hal 1-20
Heiss,
Elwood D., Richard H. Lape. 1961. Biologi A Basic Science. New York: D. Van
Nostrand Company, Inc.
Langoy, Marnix L.D., dkk.
2011. Deskripsi Alga Makro Di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung.
Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No.
2, 219-224.
Niswati,
Ainin, Dermiyati, Arif, Mas Achmad Syamsul.2008. Perubahan Populasi Protozoa dan
Alga Dominan pada Air GenanganTanah Padi Sawah yang Diberi Bokashi
Berkelanjutan. Jurnal Tanah Trop.Vol. 13, No. 3. Hal 1-7.
Purba,Elida
dan Khairunisa, Ade Citra.2012. Kajian
Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga
Tetraselmis Chuii. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 1. Hal 1-7.
Santoso, Dwi Arif, Darmawan,
Rahmania A, Susanto, Joko P. 2011 . Mikro Alga Untuk Penyerapan Emisi CO2 Dan
Pengolahan Limbah Cair Di Lokasi Industri. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal.
62-70.
Widiana, Rina., Abizar, dan Wahyuni, Sri. 2011. Jenis-Jenis
Alga Epilitik Pada Sumber Air Panas Dan
Alirannya Di Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman.
Jurnal Saintek Vol III, No.2: 155-164.
Widyastuti,
Sri. 2009. Kadar Alginat Rumput Laut Yang
Tumbuh Di Perairan Laut Lombok Yang Diekstrak Dengan Dua Metode Ekstraksi.
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar