Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 10 September 2015

LAPORAN MINIRISET
GANGGANG (ALGAE) PADA AIR KOLAM BIRO REKTOR DAN DIGITAL LIBRARY UNIMED


Disusun Oleh :

Kelompok VIII Biologi Dik C 2014

Dewi Mustika Putri (4113141019)
Helendora Sormin (4143141022)
Ibnu Hafiz (4112141005)
Isdesy Nanda Sari (4143141027)
Nadira Aisyah (4143141042)
Novita Amelia Daulay (4141141051)
Rizky Ramadhani (4141141066)
Sekar Hidayatun Najakh (4142141027)


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

A.    Latar Belakang
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : Cyanophyta, Cholrophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta, Phaeophyta, Rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah. Jenis yang hidup bebas di air terutama yang bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun plankton, tepatnya fitoplankton. Yang melekat pada sesuatu yang ada di dalam air disebut bentos. Jenis yang bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak berupa bulu cambuk atau flagel.
Selain itu pada ganggang spora dan ga
metnya pun lazimnya dapat bergerak aktif dengan perantaraan flagelanya pula. Spora dan gamet suatu jenis ganggang seringkali sama bentuk dan ukurannnya. Ganggang mempunyai manfaat, terutama dalam industri-industri makanan. Selain itu juga ganggang mempunyai peranan sebagai penyusun plankton di laut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Berapa banyak jenis Alga yang ditemukan di air kolam  belakang gedung Biro Rektor dan Digital Library ?
2.      Apa saja pigmen yang terkandung pada tubuh ganggang ?
3.      Bagaimana bentuk-bentuk dari alga?
C.    Tujuan Penelitian
1.   Mengidentifikasi jenis-jenis ganggang yang terdapat dalam air kolam belakang gedung biro rektor
2.   Mengamati morfologi ganggang dengan menggunakan mikroskop
3.   Mengamati pigmen yang terkandung dalam ganggang yang ditemukan
4.   Mengetahui dampak ganggang terhadap lingkungan sekitar
5.   Membuat laporan hasil pengamatan sebagai mini riset.

D.    Tinjauan Teoritis
Beberapa keuntungan penggunaan alga dalam proses pengolahan limbah cair dalam industri antara lain, prinsip proses pengolahannya berjalan alami seperti prinsip ekosistem alam sehingga sangat ramah lingkungan dan tidak menghasilkan limbah sekunder. Keunggulan lainnya adalah pada proses ini daur ulang nutrien berjalan sangat efisien dan menghasilkan biomass yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan (De la noue et al., 1992). Sebaliknya, kelemahan dari pengunaan alga adalah prosesnya memakan waktu yang relatif lama, memerlukan cahaya dan beberapa fisiologi alga yang belum diketahui secara jelas (Santoso, Darmawan, Susanto. 2011).

Di antara berbagai organisme yang mendiami air genangan tanah sawah adalah protozoa dan alga. Mereka berperanan penting dalam siklus unsur hara di lingkungan air tawar, khususnya pada pertanaman padi sawah. Beberapa alga pada genangan tanah sawah dilaporkan dapat memfiksasi nitrogen (Grant et al., 1983a) yang kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh aktivitas organisme lain yang mendiami airgenangan tanah sawah tersebut (Kivi et al., 1996; Grant et al., 1983b).Alga hijau biru mempunyai arti penting dalam mempertahankan kesuburan tanah sawah karena fungsinya dalam fiksasi nitrogen (Banerjee, 1991). Aplikasi bahan organik ke tanah akan merubah lingkungan tanah sedemikian sehingga sumber bahan organik bagi bakteri, fungi, dan organisme lainnya akan berubah. Keberadaan alga di dalam tanah akan menyetabilkan dan memperbaiki sifat-sifat fisika tanah dengan mengagregasi partikel-partikel dan menambahkan bahan organik. Beberapa alga beradaptasi pada tanah lembab, bahkan permukaan batuan, alga tersebut mendegradasi mineral yang belum terhancurkan sehingga menjadikan produk-produk dekomposisinya tersedia untuk membangun dan memperkaya tanah. (Niswati, Dermiyati, dan Arif.2008).

Penelitian lanjutan untuk menentukan data kinetika reaksi fotosintesis menggunakan mikroalga perlu dilakukan. Jacob-Lopes, dkk. (2008) sudah menentukan laju penyerapan CO2 menggunakan Aphanothece microspcopia Nageli dalam fotobioreaktor. Mereka menemukan bahwa order reaksi penyerapan CO2 merupakan reaksi order satu. Reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut:
6H2O(l)+6CO2(g)+cahaya Klorofil C6H12O6(l) ( glukosa )+6O2(g) ............. (1)
Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jumlah CO2 yang dipakai oleh mikroalga untuk berfotosintesis sebanding dengan jumlah materi organik C6H12O6 yang dihasilkan (Setiawan, dkk., 2008). Dengan kata lain, reaksi ini merupakan reaksi elementer. Dalam peristiwa ini ada dua proses yang terjadi yaitu absorpsi CO2 oleh media kultur air laut dan reaksi fotosintesis. Akan tetapi karena media kultur sudah dijenuhkan dengan CO2 terlebih dahulu, maka yang mengontrol proses secara keseluruhan adalah reaksi kimia ( Purba dan Khairunisa.2012).

            Alga memiliki habitat mulai dari perairan, baik air tawar maupun air laut, sampai dengan daratan yang lembab atau basah, alga yang hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak (Tjitrosoepomo, 2003). Pertumbuhan dan reproduksi alga dipengaruhi oleh kandungan nutrien di dalam perairan. Kebutuhan akan besarnya kandungan dan jenis nutrien oleh alga sangat tergantung pada kelas atau jenis alga itu sendiri disamping jenis perairan dimana alga itu hidup (Tubalawony, 2007). Nitrogen berperan dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tanaman. Beberapa anggota dari blue green alga mampu mengikat N dari udara. Pada tanaman padi persawahan tergenang, alga membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan menggunakan N dari udara (Hardjowigeno, 1995) (Erdina, Ajizah, dan Hardiansyah. 2010).

           
            Alga adalah organisme holoplankton yang hidup bebas terapung dalam air dan selama hidupnya merupakan plankton (Odum, 1981). Alga (ganggang) memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen-pigmen tambahan lain yang domi-nan. Dalam perairan alga merupakan penyusun fitoplankton yang hidup melayang-layang di dalam air, tetapi juga dapat hidup melekat di dasar perairan (Wasetiawan,2010). Salah satu kelompok alga yang hidup di air adalah alga epilitik. Alga epilitik merupakan bagian dari kelompok mikroalga perifitik yang hidupnya melekat pada berbagai substrat, seperti batu, karang, kerikil dan benda keras lainnya. Alga epilitik di dalam badan perairan berfungsi sebagai produsen. Selaian itu keberadaannya di dalam perairan juga dapat berfungsi sebagai indikator biologis untuk kualitas air. Berbagai jenis alga epilitik dapat memperlihatkan kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan kondisi ling-kungan tempat tumbuh. Dari delapan devisi alga, yang umum ditemukan sebagai alga epilitik adalah Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta dan Euglenophyta (Round, 1971) (Rina Widiana, dan Wahyuni. 2011).

            Alga merupakan salah satu sumberdaya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai makanan dan tempat pemijahan biota-biota laut (Bold and Wyne, 1985). Studi alga laut di Indonesia pernah dilakukan oleh Rumpius pada tahun 1750 di perairan Ambon. Pengkajian secara intensif dilaksanakan pada ekspedisi “Siboga” pada tahun 1899-1900 oleh Weber-Van Bosse di perairan bagian Indonesia. Ekspedisi ini berhasil mendeskripsikan 782 spesies alga makro di antaranya 196 Chlorophyta, 134 Phaeophyta dan 452 Rhodophyta (Anggadiredja et al., 2009). Alga makro memiliki manfaat yang sangat banyak yang digunakan dalam bidang industri, makanan, obat-obatan dan energi (Langoy. 2011).

            Pemanfaatan rumput laut untuk keperluan berbagai industri sangat tergantung pada kandungan senyawa penting di dalamnya, sifat fisik dan sifat kimia senyawa tersebut. Rumput laut merah (Rhodophyceae) telah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya mengandung karaginan (Widyastuti, 2008) dan agar (Widyastuti, 2009). Karena itu, tidaklah mengherankan kalau rumput laut merah banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri, seperti pangan, kimia dan obat-obatan (Istini et al., 2008). Berdasarkan kenyataan tersebut, rumput laut merah penghasil karaginan dan agar, seperti Eucheuma dan Gracilaria, telah dibudidayakan secara komersial di seluruh Indonesia. Selain karaginan dan agar, rumput laut juga dilaporkan mengandung senyawa alginat, suatu polimer yang terdiri atas manuronat dan guluronat(Anonim, 2003) (Widyastuti. 2009).
           
            Kelas dari alga. Alga memiliki banyak ukuran dan bentuk serta variasi warna. Alga dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan warna: hijau, hijau-biru, coklat, dan merah. Tanpa memperhatikan warnanya semua alga itu mengandung klorofil. Pada alga merah dan alga coklat terdapat pigmen warna yang lain disamping klorofil dari sisi yang berbeda. Sebagian besar alga merah dan alga coklat hidup di air laut. Kita dapat memperhatikan alga tersebut saat kita berenang di laut. Tetapi yang lebih mengejutkan bahwa alga merah diklasifikasikan kedalam kelas alga hijau-biru. Alga hijau memiliki struktur dan komponen yang berbeda. Contoh dari alga hijau yaitu Spirogyra dan Pleurococcus. Dimana alga tersebut yang paling mudah ditemukan untuk dipelajari. Kita dapat menemukan Pleurococcus tumbuh pada ranting pohon dan bangunan tua (Heiss dan Lape. 1961)
           

E.     Alat dan Bahan
a.       Alat
NO.
NAMA ALAT
JUMLAH
1.
Kamera
1 buah
2.
Cover Glass
1 buah
3.
Object Glass
1 buah
4.
Litertur
1 buah
5.
Mikroskop
1 buah
b.      Bahan
Air kolam belakang gedung Biro Rektor dan Digital Library
F.     Prosedur Kerja

NO.
PROSEDUR KERJA
1.
Mengambil air kolam yang dicurigai banyak mengandung ganggang di sekitar kampus UNIMED (air kolam belakang gedung Biro Rektor dan Digital Library)
2.
Membawa air kedalam laboratorium
3.
Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati ganggang yang terdapat di dalam air kolam
4.
Mengidentifikasi jenis ganggang yang ditemukan pada air kolam dengan cara mengamatinya dibawah mikroskop dan melihat literatur yang telah disedikan.
5.
Membuat laporan hasil pengamatan baik laporan sementara maupun laporan yang sebenarnya.

G.    Tabel Hasil Pengamatan
No.
Nama spesies
Pengamatan
Literatur
1.       
Gloeontrichia filamens



2.       
Lyngbya




H.    Pembahasan:
1.      Gloeontrichia filamens
1.1 Deskripsi Gloeontrichia filamens Menurut Literatur :
Alga ini termasuk kedalam kelompok ganggang hijau-biru (Cyanophyta). Mereka dapat hidup di air laut, air tawar dan habitat darat. Alga ini uniseluler, berserabut dan bentuk-bentuk koloni dan sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginolu baik secara individual maupun dikoloni. Koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda. Dinding sel tebal, lentur dan tidak memiliki flegel. Mereka bergerak meluncur sepanjang permukaan. Memiliki struktur dalam kloroplas yang disebut pyrenoid yang berfungsi sebagai tempai cadangan makanan.

1.2 Deskripsi Gloeontrichia filamens Menurut Pengamatan :
Alga yang kami temukan pertama kali ini, memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil. Bentuknya mirip seperti sebuah lembaran, pipih dan membengkok. Pada sisi-sisi tubuhnya sedikit bergelombang dan berfilamen atau seperti lembaran daun yang sangat kecil dan runcing. Kami menyimpulkan bahwa alga yang kami temukan ini adalah Gloeontrichia filamens dikarenakan hasil pembandingan alga dengan literatur buku yang ditunjukkan oleh asisten pembimbing menunjukkan kemiripan dari segi bentuk dan ciri morfologinya.
2.      Lyngbya
2.1  Deskripsi Lyngbya Menurut Literatur  :
Lyngbya  merupakan salah satu kelompok Cyanobacteria. Bentuknya panjang dan kecil seperti rambut, alga filamen ini dapat tumbuh besar dan membentuk seperti tikar yang permukaannya lebarmekar ). Lyngbya biasanya tumbuh di permukaan padat di dasar danau yang kaya akan nutrisi dan sistem semi makan. Alga ini menghasilkan gas selama fotosintesis yang sering menyebabkan tubuh alga naik ke permukaan. Di permukaan, gas yang dihasilkan oleh tumpukan alga berada di garis pantai atau dalam aliran air. Tumpukan alga yang seperti tikar ini luasnya dapat mencapai satuan hektar. Beberapa spesies Lyngbya dalam genus ini telah dikaitkan dengan iritasi kulit yang menyebabkan gatal perenang”.
2.2  Deskripsi Lyngbya Menurut Pengamatan :
Alga yang kami amati memiliki ukuran yang sangat kecil (mikroskopis) dan bentuk yang panjang seperti rambut. Hanya satu buah saja yang dapat kami temukan untuk alga yang ciri-cirinya mirip dengan Genus Lyngbya ini, dimana kami menyesuaikan hasil pengamatan dengan buku literature yang dianjurkan oleh asisten. Dalam segi warna, kami tidak bisa menyimpulkan warna dari alga yang kami amati ini karena keterbatasan alat yang kami gunakan dalam pengamatan adalah mikroskop cahaya dimana pencahayaan berwarna jingga sehingga sulit ditentukan warna asli dari alga yang teramati.

I.       Kesimpulan
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa :
·         Dari air sampel kolam dibelakang Biro Rektor ditemukan dua alga, yang diperkirakan memiliki nama yaitu Gloeontrichia filamens dan Lyngbya
·         Pada sampel air kolam Digital Library, kami tidak menemukan alga
·         Dari sampel air yang kami amati banyak ditemukan kotoran atau sampah yang kami kira sebagai alga
·         Gloeontrichia filamens dan Lyngbya termasuk kedalam kelompok ganggang hijau-biru (Cyanophyta).


Daftar Pustaka
Erdina, Lia, Ajizah, Aulia, dan Hardiansyah. 2010. Keanekaragaman Dan Kemelimpahan Alga Mikroskopis Pada Daerah Persawahan Di Desa Sungai Lumbah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Wahana-Bio Volume III. Hal 1-20
Heiss, Elwood D., Richard H. Lape. 1961. Biologi A Basic Science. New York: D. Van Nostrand Company, Inc.
Langoy, Marnix L.D., dkk. 2011. Deskripsi Alga Makro Di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, 219-224.
Niswati, Ainin, Dermiyati, Arif, Mas Achmad Syamsul.2008. Perubahan Populasi Protozoa dan Alga Dominan pada Air GenanganTanah Padi Sawah yang Diberi Bokashi Berkelanjutan. Jurnal Tanah Trop.Vol. 13, No. 3. Hal 1-7.
Purba,Elida dan Khairunisa, Ade Citra.2012. Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk Penyerapan Gas CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 6, No. 1. Hal 1-7.
Santoso, Dwi Arif, Darmawan, Rahmania A, Susanto, Joko P. 2011 . Mikro Alga Untuk Penyerapan Emisi CO2 Dan Pengolahan Limbah Cair Di Lokasi Industri. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal. 62-70.
Widiana, Rina., Abizar, dan Wahyuni, Sri. 2011.  Jenis-Jenis Alga Epilitik Pada Sumber Air Panas Dan  Alirannya Di Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Jurnal Saintek Vol III, No.2: 155-164.
Widyastuti, Sri. 2009. Kadar Alginat Rumput Laut Yang Tumbuh Di Perairan Laut Lombok Yang Diekstrak Dengan Dua Metode Ekstraksi. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3.