LAPORAN
KULIAH LAPANGAN
PENGAMATAN TUMBUHAN
PAKU (PTERIDOPHYTA)
DI
KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA BERASTAGI 3 MEI 2015
Disusun Oleh :
Kelompok VIII Biologi Dik C 2014
Dewi Mustika Putri (4113141019)
Helendora Sormin (4143141022)
Ibnu Hafiz (4112141005)
Isdesy Nanda Sari (4143141027)
Nadira Aisyah (4143141042)
Novita Amelia Daulay (4141141051)
Rizky Ramadhani (4141141066)
Sekar Hidayatun Najakh (4142141027)
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
A. Latar Belakang
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang
diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan
kondisi air yang terbatas. Merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil, hidup
sebagai saprofit dan ada yang epifit. Tumbuhan paku menyukai tempat yang lembab
(higrofit) yaitu dari daerah pantai hingga sekitar sawah (Indah, 2009).
Ditinjau dari habitus dan cara hidupnya, tumbuhan paku
sangat beragam. Ada tumbuhan paku kecil dengan struktur sederhana hingga
tumbuhan paku yang mencapai tinggi 2 meter dengan struktur yang rumit. Akar
tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh dari batang ke samping (homorizi).
Sedangkan pembentukan akar yang benar-benar dari kutub akar seperti pada
Spermatophyta itu dinamakan alorizi. Dari cara hidupnya, ada yang hidup ditanah,
menempel (epifit), dan hidup di air (Tim Dosen, 2015).
Tumbuhan paku benar-benar telah berupa kormus, jadi
telah jelas adanya akar, batang dan daun. Ada yang hidup sebagai saprofit, dan
ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya
mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah).
Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat
perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi (Harsono, 2011).
Penelitian dilaksanakan dihari minggu, tanggal 3 Mei
2015. Pada kawasan Taman Hutan Raya Berastagi diketahui terdapat beberapa macam
spesies tumbuhan paku. Hal ini dimungkinkan karena daerah tersebut merupakan
hutan lindung yaitu lahan yang ditumbuhi pepohonan, semak, rerumputan, dan
kontur tanah yang relatif lembab dan masih terjaga kelestariannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Berapa banyak
jenis tumbuhan paku yang dapat ditemukan di kawasan Taman Hutan Raya Berastagi?
2.
Bagaimana
ciri-ciri secara morfologi dari tumbuhan paku yang dapat ditemukan di kawasan
Taman Hutan Raya Berastagi?
3.
Termasuk ke
dalam jenis apa saja tumbuhan paku yang dapat ditemukan di kawasan Taman Hutan
Raya Berastagi?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengidentifikasi
keanekaragaman tumbuhan paku yang tumbuh di kawasan Taman Hutan Raya Berastagi.
2.
Mengobservasi
dan mengelompokkan tumbuhan paku di kawasan Taman Hutan Raya Berastagi kedalam
kelas, ordo, famili, dan genus.
3.
Mengelompokkan
jenis paku berdasarkan tempat tumbuhnya (teresterial, epifit, atau di air).
4.
Mendokumentasikan
tumbuhan paku yang dapat teridentifikasi sebagai objek penelitian.
D.
Tinjauan Teoritis
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh
yang paling sederhana.Tubuhnya dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang
dan daun. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ
reproduksi, system transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut
berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk
epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem).
Ciri – ciri khusus tumbuhan paku antara lain :
1.
Akar,
berupa :
Rhizoid : pada generasi gametofit
Akar serabut : pada generasi sporofit
Struktur anatomi akar :
a. Pada bagian ujung dilindungi oleh
kaliptra
b.
Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh akar berbentuk bidang empat yang
aktivitasnya keluar membentuk kaliptra sedangkan ke dalam membentuk sel – sel
akar
c.
Pada silender pusat terdapat fasisi (berkas pembuluh angkut) bertipe konsentris
(xilem dikelilingi floem)
Bagian – bagian tumbuhan paku
2.
Batang,
berupa :
Prothalium pada generasi gametofit ,batang sejati pada generasi sporofit
Struktur anatomi batang :
a.
Epidermis : mempunyai jaringan penguat yang terdiri dari atas sel – sel sklerenkim
b. Korteks : banyak mengandung lubang
(ruang antar sel)
c.
Silender pusat : terdiri dari xilem dan floem yang membentuk berkas pengangkut
bertipe konsentris.
3. Daun
Berdasarkan ukurannya, dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
daun mikrofil : ukuran kecil, hanya setebal selapis sel dan berbentuk rambut
b.
daun makrofil : ukuran besar dan tipis, sudah memiliki bagian – bagian daun
seperti tulang daun, tangkai daun, mesofil dan epidermis
Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi dua yaitu :
a. daun tropofil : untuk fotosintesis
b. daun sporofil : penghasil spora
Spora berkumpul di sporangium. Sporangium bisa terdapat
pada strobilus, sorus, atau sinagium. Setiap sporangium dikelilingi oleh sederetan
sel yang membentuk bangunan seperti cincin yang disebut annulus yang
berfungsi sebagai mengatur pengeluaran spora. Spora berkumpul dalam badan yang
disebut sorus. Sorus yang masih muda dilindungi oleh selaput
sel yang disebut indisium.
4. Generasi sporofit lebih dominan dan
hidup bebas, sedangkan generasi gametofit tereduksi. Generasi sporofit ini
lebih dikenal dengan tumbuhan paku.
5. Berdasarkan spora yang dihasilkan, ada
3 jenis tumbuhan paku, yaitu :
Paku
Homospor/Isospor : menghasilkan
satu jenis spora saja dan
mempunyai ukuran yang sama besar. Contoh :
paku kawat. Susunan
Sporangium ground
pine Lycopodium clavatum. Spora dari paku ini dikenal sebagai 'lycopodium powder' yang dapat
meledak di udara apabila terkumpul dalam jumlah cukup banyak.
Paku Heterospor
: menghasilkan dua
jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) dan makrospora (betina). Contoh: paku
rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata).
Paku Peralihan :
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya
sama (isospora) tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (jenisnya berbeda =
heterospora). Contoh : paku ekor kuda (Equisetum debile).
Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif
dengan rhizoma dan membentuk spora, secara generatif dengan pembentukan gamet.
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) yaitu pergiliran
keturunan antara generasi sporofit (penghasil spora) dengan generasi gametofit
(penghasil gamet). Proses metagenesis tumbuhan paku sbb :
a) Generasi
Sporofit
Spora dihasilkan oleh kotak spora yang
disebut sporangium. Sporangium berkumpul dalam satu badan yang disebut dengan sorus
yang terdapat dalam daun sporofil. Spora keluar dari sporangium dan bila
jatuh ditempat yang cocok akan terjadi pembuahan dan terbentuk zigot. Zigot
akan tumbuh berkembang menjadi sporofit dan berkembang sporofit dewasa.
b) Generasi
Gametofit
Pada generasi gametofit, protalium
membentuk anteridium sebagai alat kelamin jantan dan menghasilkan spermatozoa
sedangkan arkhegonium sebagai alat kelamin betina yang menghasilkan ovum. Hasil
peleburan antara sperma dan ovum menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh
menjadi tumbuhan paku baru yang memiliki akar, batang dan daun (Indah, 2009).
Tumbuhan
paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisi
Pterodophyta.Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan
bertalus dengan tumbuhan berkormus,sebab paku mempunyai campuran sifat dan
bentuk antara lumut dan tumbuhan tingkat tinggi ( Yuliastuti, 2013).
Tumbuhan
paku diklasifikasikan berdasarkan perbedaan morfologi tubuh. Berdasarkan hal
tersebut, tumbuhan paku dibagi menjadi empat divisi, yaitu : Psilophyta (paku purba/paku
telanjang), Lycophyta (Paku
kawat/paku rambat), Equisetophyta / Sphenophyta,
dan Pterophyta /
Felicinae (paku sejati). Keanekaragaman jenis menunjukkan
seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies)
dalam satu marga (Tjitrosoepomo, 1994).
Sorus merupakan bagian dari alat
perkembangbiakan tumbuhan paku yang memiliki peranan penting untuk melindungi
kotak-kotak spora tumbuhan paku sampai spora itu siap untuk dilepaskan.
Apabiladari sekian banyak jenis tumbuhan paku dan memiliki karakteristik sorus
beranekaragam yang bisa saja akan mempengaruhi penyebaran spora pada
masing-masing jenisnya dan disini pengaruh lingkungan juga berperan dalam
pecahnya sorus paku- pakuan. Maka dari itu penelitian tentang karakteristik
bentuk-bentuk sorus akan sangat menarik (Seno, 2006).
Kedudukan tumbuhan paku adalah pada tingkat takso Divisi Pteridophyta,
dengan pembagian kelas sebagai berikut :
a.
Kelas Psilotiinae
Kelas psilotiinae sering disebut sebagai
paku telanjang, psilos yang berarti telanjang. Hal ini disebabkan
karena tumbuhan paku ini masih tergolong tumbuhan primitif dan tidak memiliki
daun. Sebaian anggota dari tumbuhan paku ini sudah punah. Kelas ini mempunyai
sporangium yang dibentuk diketiak buku. Contohnya adalah Psilotum.
a.
Kelas
Lycopodiinae
Kelas Lycopodiinae mempunyai daun yang
serupa rambut atau sisik dan duduk daunnya tersebar. Paku ini juga memiliki batang
yang seperti kawat. Karena itulah paku ini sering disebut sebagai paku kawat.
Sporangium pada Lycopodiinae tersusun dalam strobilus dan sibentuk diujung
cabang. Contohnya Lycopodium dan Selaginella.
a.
Kelas
Equisetiinae
Equisetiinae berasal dari kata equus
yang berarti kuda dan seta yang berarti tangkai. Anggota
paku Equisetiinae memiliki dau yang serupa sisik dan transparan yang susunannya
berkarang (dalam satu lingkaran). Batangnya berongga dan berbuku-buku atau
beruas. Kelas Eqisetiinae memiliki sporangium yang tersusun dalam stobilus dan
mempunyai bentuk seperti ekor kuda. Sporanya memiliki elater sebanyak 4 buah.
Contohnya adalah Equisetum.
a.
Kelas
Filiciinae
Filiciinae berasal dari kata filix yang
berarti tumbuhan paku sejati. Tumbuhan paku ini mempunyai daun yang berukuran
besar dan duduk daunnya menyirip. Tumbuhan paku pada kelas ini ada yang hidup
di air dan ada yang hidup di darat. Tumbuhan paku yang hidup di darat
sporangiumnya terbentuk dalam sorus, sedangkan yang hidup di air sporangiumnya
terbentuk dalam sporokarpium. Tumbuhan paku pada kelas ini juga mempunyai daun
muda yang menggulung dan sorus dibentuk dibawah permukaan daun. Contohnya
adalah Nephrolepis, Dryopteris.
Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam
kehidupan manusia, antara lain :
1. Tanaman hias : Adiantum (suplir),
Platycerium (paku tanduk rusa), Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis,
Alsophoila (paku tiang) dan lainnya.
2.
Bahan obat : Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar
seni), Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk
obat cacing pita,
Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium
untuk antidiuretik dan pencahar lemah dari sporanya.
3. Bahan sayuran : Marsilea (semanggi),
Pteridium aquilinum (paku garuda), dan lain-lain.
4. Kesuburan tanah : Azolla pinnata,
karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga biru) sehingga dapat mengikat
unsur nitrogen dari udara.
5.
Gulma pertanian : Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi
(Nuraeni, 2007).
Ada
tumbuhan paku-pakuan yang sorusnya
terlindung oleh selaput pelindung yang disebut Indusium,
dan ada pula yang sorusnya telanjang. Letak dan bentuk Sorus pada berbagai
jenis tumbuhan paku berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Pada
Alsophila glauca , sorus berbentuk
bulat dan tumbuh berpasangan sampai sekitar 4 pasang pada setiap anak
daun.Pada Asplenium nidus, sorus berbentuk garis yang tersusun menyirip pada setiap daun.Pada Platycerium bifurcatum, Sorus tersebar pada bagian
ujung yang bercabang Pada Adiantum
sp. , sorus berbentuk oval
terletak di setiap puncak lekukan pada tepi daun. Sorus
berbentuk oval. terletak di samping kiri kanan tulang daun , tersusun secara
berpasangan Sorus terletak
pada setiap lekukan daun, sehingga berbentukseperti huruf U.Sorus berwarna orange, terletak pada permukaan bawah daun , sedang pada
permukaan atas daun tampak adanya tonjolan-tonjolan sorus (Utami, 2013).
A. Alat dan Bahan
a)
Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Kamera
|
2 buah
|
2.
|
Buku
Panduan atau literatur
|
1 buah
|
3.
|
Kertas
Lembar Kerja
|
1 lembar
|
4.
|
Alat
tulis
|
1 buah
|
5.
|
Meteran
gulung
|
1 buah
|
b)
Bahan
Tumbuhan Paku yang tumbuh
di Kawasan Taman Hutan Raya Berastagi.
B. Prosedur Kerja
No.
|
Prosedur Kerja
|
1.
|
Menyiapkan
alat yang akan digunakan dalam pengamatan
|
2.
|
Mencari
tumbuhan paku yang tumbuh di kawasan Taman Hutan Raya Berastagi.
|
3.
|
Melakukan
pengamatan pada tiap jenis tumbuhan paku yang berbeda dari ukuran batang,
daun, dan letak spora
|
4.
|
Mendokumentasikan
pengamatan saat mengukur ukuran batang dan daun menggunakan meteran.
|
5.
|
Mengidentifikasi
paku yang teramati dan tempat tumbuhnya (teresterial, epifit, atau di air)
|
C.
Hasil Pengamatan
1.
Paku
Sarang Burung (Asplenium sp)
Ø Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Pteridophyta
Class :
Pteridopsida
Ordo :
Polypodiales
Family :
Aspleniaceae
Genus :
Asplenium
Spesies :
Asplenium sp
Ø Tinggi/panjang :
31 cm
Ø Cara
Hidup :
Teresterial
Ø Letak
Spora : Di bagian bawah daun,
disepanjang ibu tulang daun.
2.
Paku
Tiang (Alsophila glauca)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Cyatheales
Famili : Cyatheacea
Genus : Alsophila
Spesies : Alsophila glauca
Ø Tinggi/panjang :
130 cm, panjang daun 53 cm
Ø Cara
Hidup : Teresterial
Ø Letak
Spora :
Bagian bawah daun
3.
Paku
Tiang (Cyathea sp)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Cyatheales
Famili : Cyatheaceae
Genus : Cyathea
Spesies : Cyathea sp
Ø Tinggi/panjang :
Lebih dari 170 cm
Ø Cara
Hidup :
Teresterial
Ø Letak
Spora : Dibagian bawah helaian daun
4.
Paku
Pedang
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis exaltata
Ø Tinggi/panjang :
78 cm
Ø Cara
Hidup : Teresterial
Ø Letak
Spora : Dibagian bawah tepi anak tulang
daun
5.
Paku
Ekor Tupai
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Polypodiaceae
Genus : Lepidogrammitis
Spesies : Lepidogrammitis rostrata
Ø Tinggi/panjang :
26 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora : Bagian bawah helaian daun
6.
Spesies
(X 1)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
6 cm
Ø Cara
Hidup : Teresterial
Ø Letak
Spora : Bagian bawah ujung anak tulang
daun
7.
Spesies
2 ( X 2)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteidophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
14 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora : Bagian bawah tulang daun
8. Dipteris
conjugata
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Gleicheniales
Family : Dipteridaceae
Genus : Dipteris
Spesies : Dipteris conjugata
Ø Tinggi/panjang :
15 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora : Tersebar dibawah daun
9.
Spesies
3 (X3)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
19 cm
Ø Cara
Hidup : Terestrial
Ø Letak
Spora : Tepi daun
10. Paku Suplir Sumur
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum cuneatum
Ø Tinggi/panjang :
24 cm
Ø Cara
Hidup : Terestrial
Ø Letak
Spora : Tepi ujung daun
11. Spesies 4 (X4)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
50 cm
Ø Cara
Hidup : Teresterial
Ø Letak
Spora :
Bagian bawah daun
12. Paku Suplir
Ø Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Pteridophyta
Class :
Pteridopsida
Ordo :
Polypodiales
Family :
Adiantaceae
Genus :
Adiantum
Spesies :
Adiantum peruvianum
Ø Tinggi/panjang :
16 cm
Ø Cara
Hidup :
Teresterial
Ø Letak
Spora : Bagian tepi daun
13. Spesies 5 (X5)
Ø Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
47 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora : Sepanjang anak tulang daun
14. Spesies 6 (X6)
Ø Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
108 cm
Ø Cara
Hidup :
Epifit
Ø Letak
Spora : Sejajar tulang daun
15. Spesies 7 (X7)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
60 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora : Sejajar tulang daun
16. Spesies 8 (X8)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
47 cm
Ø Cara
Hidup : Epifit
Ø Letak
Spora :
Sepanjang anak tulang daun
17. Spesies 9 (X9)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class :
Ordo :
Family :
Genus :
Spesies :
Ø Tinggi/panjang :
67 cm
Ø Cara
Hidup :
Epifit
Ø Letak
Spora : Sepanjang anak tulang daun
18. Paku Gajah
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Marattiopsida
Ordo : Marattiales
Family : Marattiaceae
Genus : Angiopteris
Spesies : Angiopteris evecta
Ø Tinggi/panjang :
Sekitar 2 m, panjang daun 70 cm
Ø Cara
Hidup :
Teresterial
Ø Letak
Spora :
Tepi helaian daun
19. Paku Rane
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Lycopodiopsida
Ordo : Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella willdenowii
Ø Tinggi/panjang : 14 cm
Ø Cara Hidup : Teresterial
Ø Letak Spora : -
20. Paku Andam
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Gleicheniopsida
Ordo : Gleicheniales
Family : Gleicheniaceae
Genus : Dicranopteris
Spesies : Dicranopteris dichotoma
Ø Tinggi/panjang : 100
cm
Ø Cara Hidup :
Teresterial
Ø Letak Spora : Sepanjang tulang daun
21. Paku Sayur (Pakis)
Ø Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Family : Polypodiaceae
Genus : Diplazium
Spesies : Diplazium esculentum
Ø Tinggi/panjang : 130
cm, panjang daun 40 cm
Ø Cara Hidup : Teresterial
Ø Letak Spora :
-
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan Pteridophyta yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
·
Tumbuhan Paku
yang tumbuh di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Berastagi sebanyak 21
spesies.
·
Tumbuhan Paku
yang kami temukan yaitu : sebanyak 12 spesies yang telah kami ketahui nama
spesiesnya dan 9 diantaranya belum dapat kami ketahui nama spesiesnya.
·
Dari 12 spesies
tumbuhan paku yang telah kami ketahui nama spesiesnya yaitu : Asplenium nidus, Alsophila glauca , Cyathea sp, Diplazium esculentum, Angiopteris evecta , Adiantum
peruvianum, Adiantum cuneatum, Dicranopteris dichotoma , Selaginella willdenowii , Nephrolepis exaltata, Lepidogrammitis rostrata, dan Dipteris conjugata.
·
Dari 21 spesies
tumbuhan paku yang telah kami amati, 13 diantaranya hidup secara teresterial
dan 8 diantaranya hidup secara epifit baik dibatang pohon maupun akar pohon
yang muncul dipermukaan tanah.
Daftar Pustaka
Anonim.2014.Paku Sarang Burung.http://bunga-taman.com.Diakses
pada 4/26/2015.
Anonim.2009.Tumbuhan Perdu.http://sungai.weebly.com.Diakses
pada 4/26/2015.
Anonim.2010.Asplenium nidus.http://www.petanimudabogor.com.Diakses
pada 4/26/2015.
Harsono, Tri.2011.Panduan Teori Taksonomi
Tumbuhan Tingkat Rendah.Medan:
Fakultas MIPA
Universitas Negeri Medan.
Indah, Najmi.2009.Taksonomi
Tumbuhan Tingkat Rendah.Jember:Fakultas MIPA
IKIP PGRI Jember.
Nasari,Yenita Astri.,dkk.Pembuatan
Flipchart dari Hasil Inventarisai Tumbuhan Paku
di Hutan Adat Desa Teluk Bakung.Jurnal Biologi FKIP Untan.
Nuraeni,Eni.2007.Panduan Praktikum
Pteridophyta Mata Kuliah Botany
Cryptogamae.Pteridophyta.pdf.Diakses pada 4/23/2015.
Rozzak.2009.Dryopteris sp.http://rozzakblogspot.com.Diakses
pada 4/26/2015.
Seno,Akbar Aji.2006.Profil
Karakteristik Sorus Tumbuhan Paku di Kawasan Wisata
Air Terjun Ironggolo Kabupaten Kediri.Jurnal Biologi Sains Lingkungan.
Tim Dosen.2015.Panduan Praktikum
Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah.
Medan:Fakultas MIPA
Universitas Negeri Medan.
Tjitrosoepomo,Gembong.1994.Taksonomi
Tumbuhan Thallophyta,Schizophyta, Bryophyta,Pteridophyta.Yogyakarta:UGM
Press.